Hari ini (23/9), atmosfer politik Langkat semakin memanas setelah nomor urut pasangan calon resmi diumumkan.
Iskandar Sugito dan Adli Tama Hidayat Sembiring mengantongi nomor urut 2, sementara Syah Afandin dan Tiorita mendapat nomor urut 1.
Angka-angka ini mungkin sekadar simbol, tapi di baliknya tersimpan dinamika politik yang bakal kita saksikan dalam pemilihan nanti.
Melihat konstelasi partai pendukung, pertarungan ini seperti adu gajah. Syah Afandin, yang diusung oleh 11 partai politik besar dan kecil, seolah menjadi raksasa politik.
Sebut saja Golkar, NasDem, Gerindra, PDI-P hingga PAN dan Demokrat, semua berada di belakang Afandin.
Di sisi lain, Iskandar Sugito hanya didukung oleh dua partai, PKB dan PPP. Di atas kertas, pertarungan ini terlihat berat sebelah.
Namun, politik bukan sekadar hitungan partai. Rakyat yang akan menentukan, dan di sinilah letak kejutannya.
Pasangan nomor 2, meski datang dengan dukungan partai yang lebih sedikit, punya kekuatan di lapangan yang tidak bisa diremehkan.
Kedekatan Iskandar-Adli dengan akar rumput, serta kepercayaan warga pada mereka, menjadi modal tak ternilai.
Dengan modal dukungan dari 11 partai, Syah Afandin tentu akan menggelontorkan kekuatan penuh.
Namun, apakah besarnya mesin politik bisa mengalahkan kedekatan personal dengan rakyat? Apalagi, situasi politik saat ini tidak mudah ditebak.
Apa yang tampak besar belum tentu menang, dan yang tampak kecil belum tentu kalah. Sejarah telah mengajarkan kita banyak hal tentang politik kejutan.
Satu hal yang pasti, pemilihan kali ini tidak akan biasa-biasa saja. Antara mesin politik besar melawan kekuatan personal.
Sesengit apa pertarungannya? Waktu yang akan menjawab. Yang jelas, rakyat Langkat sedang bersiap menonton panggung politik yang menarik!.(Pura Siregar)
0 Komentar