Penulis : Tua Dalimunthe, Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan
PADANGSIDIMPUAN,- Teori Komunikasi Simbolik merupakan suatu pendekatan dalam studi komunikasi yang menekankan pada peran simbol dan tanda-tanda dalam proses komunikasi manusia. Teori ini menganggap bahwa manusia memberikan makna pada simbol-simbol dan tanda-tanda untuk berkomunikasi, dan makna ini dapat bervariasi antara individu dan kelompok. Pada debat cawapres, elemen komunikasi simbolik, termasuk pakaian yang dikenakan, bisa memiliki dampak besar dalam membangun citra dan memberikan wawasan tentang kualitas diri masing-masing calon wakil presiden.
Pakaian sebagai Simbol Identitas. Pakaian yang dipilih oleh calon wakil presiden dapat menjadi simbol identitas. Misalnya, warna pakaian, gaya, dan aksesori yang dipilih dapat mencerminkan nilai-nilai, kepribadian, dan pesan yang ingin mereka sampaikan kepada orang lain. Sebagai contoh, pemilihan warna yang konsisten dengan partai politik atau pemilihan busana yang mencerminkan profesionalisme dan kepercayaan diri.
Ekspresi Diri melalui Penampilan. Pakaian dan penampilan secara umum dapat dianggap sebagai bentuk ekspresi diri. Calon wakil presiden mungkin memilih pakaian yang sesuai dengan gaya mereka sendiri atau sesuai dengan pesan yang ingin mereka sampaikan. Misalnya, seorang cawapres mungkin memilih pakaian formal untuk menunjukkan keseriusan dan kredibilitasnya.
Simbolisme Visual. Selain pakaian, elemen visual lainnya seperti gestur, mimik wajah, dan bahasa tubuh juga dapat dianggap sebagai simbolisme visual. Calon wakil presiden mungkin menggunakan simbolisme ini untuk menyampaikan pesan tanpa kata-kata. Sebagai contoh, senyuman, tatapan mata, atau sikap tubuh yang positif dapat mempengaruhi persepsi pemirsa terhadap karakter dan kepribadian calon.
Pengaruh pada Citra dan Opini Publik. Komunikasi simbolik melalui pakaian dan ekspresi visual dapat berdampak signifikan pada citra dan opini publik terhadap calon wakil presiden. Pilihan tersebut dapat membangun atau merusak reputasi, tergantung pada sejauh mana simbolisme tersebut sesuai dengan pesan dan nilai-nilai yang ingin disampaikan.
Debat cawapres pada hari jumat 22 Desember 2023 memberikan wawasan yang mendalam tentang kualitas diri masing-masing calon wakil presiden (cawapres), dan aspek komunikasi simbolis, termasuk pakaian yang mereka kenakan, dapat memberikan pengaruh yang signifikan. Beberapa aspek dari komunikasi simbolik dapat diketahui. Pertama Cawapres 01 memberikan makna kenegarawan. Pakaian yang dikenakan oleh cawapres 01 mencerminkan kesan kekuasaan, keberlanjutan, atau kredibilitas dalam konteks kepemimpinan. Pakaian yang sering kali klasik dan formal bisa mencerminkan stabilitas dan kewibawaan. Kedua Cawapres 02 memberikan makna kesederhanaan. Cawapres 02 memilih pakaian yang memberikan makna netral atau pilihan desain yang sederhana dapat menciptakan kesan bahwa cawapres adalah pemimpin yang dekat dengan rakyat, mengutamakan nilai-nilai kesederhanaan dan kedekatan dengan masyarakat. Ketiga Cawapres 03 memberikan makna kebersamaan tentang pakaian yang dipilih, pemilihan warna-warna cerah atau motif yang menunjukkan inklusivitas. Pesan visual ini dapat mengkomunikasikan tekad untuk mempersatukan beragam kelompok dan suku dalam bangsa Indonesia.
Kultural bangsa indonesia memberikan makna komunikasi simbolis dari pakaian juga dapat merangkum arti kultural bangsa Indonesia yang kaya dengan suku dan bahasa. Pilihan motif, warna, atau aksesori pada pakaian dapat mencerminkan keberagaman dan kemajemukan budaya yang menjadi kekayaan bangsa. Semua elemen ketika disatukan, menciptakan gambaran lengkap dari setiap cawapres dan dapat mempengaruhi persepsi pemilih. Komunikasi simbolis melalui pakaian adalah cara yang kuat untuk menyampaikan pesan tanpa kata-kata dan dapat menciptakan koneksi emosional dengan pemilih. Pemilihan pakaian yang tepat dapat memperkuat pesan dan nilai-nilai yang ingin disampaikan oleh setiap cawapres dalam konteks debat dan kampanye politik.
Dalam konteks debat cawapres, dapat membentuk persepsi terhadap calon berdasarkan elemen simbolik. Oleh karena itu, pemilihan pakaian dan ekspresi visual menjadi strategi komunikasi yang penting bagi para kandidat untuk mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas diri mereka sebagai calon wakil presiden.*(AIS)
0 Komentar